Minggu, 22 Januari 2012

Pancing Ikan, Dubes Korut Hampir Ditangkap

Pancing Ikan, Dubes Korut Hampir Ditangkap. BERLIN - Duta Besar Korea Utara untuk Jerman tengah menjadi perhatian di media Jerman saat ini. Dubes tersebut dianggap menyalahgunakan kekebalan diplomatiknya, tetapi pihak berwenang Jerman tidak bisa berbuat apapun mengenai hal ini.

Menurut laporan media setempat, polisi melihat seorang pria sedang memancing ikan di Sungai Havel, Berlin. Polisi pun meminta pria itu memperlihatkan izin memancing di sungai itu, yang memang diharuskan berdasarkan hukum di Jerman.

Tetapi saat polisi melakukan pemeriksaan, pria tidak memiliki izin yang diharuskan. 

Polisi pun mengatakan kepada pria itu, bahwa dirinya melanggar hukum di Jerman.  Namun pria itu justru hanya membalas peringatan pihak kepolisian dengan senyuman yang mengejek. Dirinya pun mengatakan, bahwa ia adalah Duta Besar Korea Utara untuk Jerman. Demikian diberitakan AFP, Sabtu (21/1/2012).

Polisi kemudian memeriksa kebenaran dari klaim pria itu. Setelah mereka memastikan bahwa pria tersebut Dubes Si Hong Ri, polisi pun tidak bisa melakukan penangkapan karena kekebalan diplomatik yang dimilikinya.

Memancing di Jerman memang tidak bisa seenaknya. Tiap pemancing harus mendapatkan izin terlebih dulu, jika tidak ingin didenda atau bahkan diancam penjara dua tahun.

Dahlan Kirim Tukang Sapu ke Luar Negeri

Dahlan Kirim Tukang Sapu ke Luar Negeri. JAKARTA - Studi banding ke luar negeri seyogyanya dilakukan agar para karyawan memiliki mind set yang lebih maju dan dapat bekerja lebih efiisien.

Bagi Menteri BUMN Dahlan Iskan, agar memiliki pemikiran yang lebih maju, dia telah memberangkatkan karyawannya ke luar negeri. Namun, bukan hanya orang yang memiliki jabatan tinggi yang diberangkatkan, namun seorang pesuruh juga diminta melakukan studi ke luar negeri.

"Saya pernah memberangkatkan karyawan saya ke Singapura. Mulai dari tukang sapu, satpam, dan seterusnya agar mind set mereka yang kuno menjadi lebih maju lagi. Ternyata benar, sehabis dari luar negeri itu, mereka menjadi orang yang berbeda," ungkapnya kala ditemui usai Salat Jumat, di Gedung Kementerian BUMN, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (20/1/2012).

Dahlan menjelaskan, dengan mengirimkan para pegawainya ke luar negeri akan dapat melatih mental dan pemikiran para karyawannya agar lebih maju dan mengubah kebiasaan secara positif.

"Setelah mereka kembali ke Indonesia, memang mereka berubah. Misalnya dari hal kecil saja, tidak boleh buang sampah sembarangan, mereka tidak akan buang sampah sembarangan lagi karena melihat di luar negeri sangat bersih sekali," paparnya.

Hal tersebut, diungkapkan Dahlan terkait rencana PT Kereta Api Indonesia (persero) (KAI) yang mengrimkan pegawainya ke Valencia, Spanyol untuk sekolah dan magang guna mengubah mental para pegawainya agar lebih baik lagi.

"Seperti yang dilakukan oleh KAI sekarang, mereka ingin mengubah mental pegawainya. Makanya, para pegawai di lapangan dikirim ke Valencia, untuk melihat bagaimana merawat kereta dengan baik, magang dan sebagainya," pungkasnya. (mrt) (rhs)

"Konversi BBM ke BBG Belum Siap Semua"

"Konversi BBM ke BBG Belum Siap Semua" BANDUNG - Menteri Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengaku, infrastruktur konversi BBM ke BBG per satu April mendatang belum semuanya siap.

“Kita persiapkan infrastrukturnya, 2012 ya siap sekali. Tapi jika dikatakan April siap semua ya belum siap semua,” kata Hatta, kepada wartawan saat ditemui usai pelantikan Majelis Pengurus Wilayah ICMI Jawa Barat Periode 2011-2016 di Gedung Merdeka, Bandung, Sabtu (21/1/2012) malam.

Artinya, jelas Hatta, pembangunan infrastruktur untuk konversi BBM ke BBG harus dilakukan secara bertahap. Dan targetnya, pada 2012 ini juga masalah infrastruktur akan rampung. “Secara bertahap kita perbanyak infrastrukturnya. Memang saat ini belum semuanya siap,” katanya.

Hatta menjelaskan, konversi BBM ke BBG merupakan strategi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan kepada BBM. Di sisi lain, Indonesia memiliki cadangan gas alam yang luar biasa besar. “Masa depan gas lebih besar, lebih  baik, cadangan gas kita banyak. Kita bisa produksi sendiri,” paparnya.

Sehingga konversi BBM ke BBG harus dipilih untuk menghindari ketergantungan kepada BBM dan mengatasi kekurangan BBM. “Jadi strateginya kita harus menggeser ke gas. Maka kita dorong ke arah gas. Itu strateginya. Mengenai infrastruktur kita lihat secara bertahap,” pungkasnya. (nia) (rhs)