Kemajuan dunia internet yang mencakup segala bidang semakin menggerus dunia percetakan ortodoks; dengan kertas dan tinta. Diantaranya yang terancam tidak akan dicetak lagi karena kalah pamor dengan versi online adalah Kamus Inggris Oxford (Oxford English Dictionary/OED). Selama puluhan tahun, kamus bahasa Inggris terbitan Oxford itu merupakan salah satu referensi yang paling dipercaya.
Saat ini, tim yang terdiri dari 80 orang ahli kamus (lexicographer) sedang mempersiapkan edisi ketiga OED, yang sepertiganya telah selesai. Penerbitnya, Oxford University Press (OUP), belum memberikan tanggal pasti kapan kamus ini siap edar. Namun melihat penjualan edisi cetak yang anjlok karena kalah dengan versi online, edisi OED ketiga ini sepertinya hanya akan diterbitkan dengan format digital.
“Saat ini kami menerima banyaknya permintaan untuk versi online. Namun, versi cetak akan kami pertimbangkan jika terdapat permintaan yang cukup pada saat publikasi,” ujar pernyataan OUP.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala eksekutif OUP, Nigel Portwood. Dia mengatakan pada sebuah wawancara dengan Sunday Times bahwa edisi terbaru mungkin tidak akan dicetak. “Pasar untuk kamus cetak sudah menghilang. Pasarnya turun puluhan persen dalam satu tahun,” ujar Portwood.
Versi online OED, yang sudah ada sejak tahun 2000, telah di-klik dua juta kali dalam sebulan oleh para pelanggan yang membayar US$ 296 per tahun. Sebagai perbandingan, edisi cetak saat ini, yang diterbitkan tahun 1989, terdiri dari 20 volume seharga US$ 1.165, hanya terjual sekitar 30.000 set.
Editor melakukan pembaruan (update) setiap tiga bulan. Contohnya, pada Maret lalu mereka menambahkan kata “techy”dan “superbug”untuk versi online. Hal ini tentunya tidak bisa dilakukan pada versi cetak yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan pembaharuan.
Hal ini merupakan salah satu tanda kemudahan dan kecepatan internet, serta kemudahannya di-update, sedang menggerogoti fungsi dari buku cetak. Google dan Wikipedia lebih populer sebagai sumber informasi daripada Encyclopaedia Britannica.
Puluhan kamus online yang tersedia dapat mengartikan kata dalam sekali klik, semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan aplikasi ini tersedia juga pada perangkat telepon genggam.
Namun terlalu cepat untuk mengatakan bahwa kamus digital akan menghapuskan kamus cetak. Portwood mengatakan bahwa sekolah-sekolah masih mengandalkan kamus cetak. Selain itu, permintaan kamus yang laris dijual, the Advanced Learner's Dictionary, masih tinggi bagi warga non-native yang belajar bahasa Inggris.
OED pertama kali diterbitkan berjilid mulai tahun 1884.Terbitannya terus berkembang selama beberapa dekade, sampai versi lengkapnya terbit pada tahun 1928. Terbitan ini adalah kamus Inggris terlengkap sejak kamus Samuel Johnson's “A Dictionary of the English Language” diterbitkan pada tahun 1755.
Sejak saat itu, OED terus berkembang. Versi kedua yang ada saat ini memiliki 291.500 kata, ditambah dengan 2,4 juta kutipan sebagai sumbernya. (Associated Press)• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar