WASHINGTON - Penyelidik federal Amerika Serikat (AS) ingin agar Twitter membongkar semua data spesifik milik pihak-pihak yang terlibat dalam pembocoran dokumen rahasia AS. Mereka yang dimaksud adalah pendiri WikiLeaks, Julian Assange, prajurit muda AS sekaligus tertuduh informan WikiLeaks Bradley Manning, dua orang pakar komputer dan seorang lainnya dari Islandia.
Adapun data-data yang diminta AS kepada Twitter adalah berupa pesan-pesan rahasia, informasi kontak, nomor akun bank serta data-data personal lainnya.
Seperti dilansir The Telegraph, hakim di distrik Virginia, AS telah meminta pengelola Twitter menyerahkan data-data tersebut sejak bulan lalu.
Pengelola Twitter sendiri masih menolak berkomentar. Namun, mereka mengatakan sudah menjadi kebijakan dari perusahaan untuk menginformasikan kepada pengguna bahwa pemerintah pernah membuat permintaan semacam itu. Banyak pihak menduga Twitter akan menolak permintaan ini demi kerahasiaan pengguna.
Permintaan ini adalah lanjutan dari usaha penyelidikan federal terkait bocornya sejumlah besar dokumen rahasia milik Kedutaan Besar AS di luar negeri.
Usaha AS ini juga akan memunculkan isu baru seputar kerahasiaan online. Pesan berantai dan debat yang berkembang di dunia maya, khususnya di Twitter, memang memegang peran penting bagi mereka yang ingin mendukung atau mengkritik WikiLeaks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar